Selasa, 20 Desember 2016

Beranjak Dewasa

Malam yang lalu saya mengalami mimpi buruk, mimpi terburuk dari semua mimpi yang bisa saya ingat. Mimpi yang juga pernah saya alami sekitar 14 tahun yang lalu.

Hanya saja ada yang sedikit berubah, dan perubahan yang sedikit itu saat saya renungkan kembali ternyata punya dampak yang besar untuk saya.

14 tahun yang lalu saat saya mengalami mimpi buruk itu, saya  terbangun dan menangis seperti anak 5 tahun pada umumnya dan saat itu papa dan mama saya langsung menenangkan saya. Saya ingat apa yang meraka katakan saat itu, bahwa mimpi yang saya alami hanyalah bunga tidur dan hal buruk dalam mimpi saya itu justru akan menjadi kebaikan di dunia nyata.

Entah bagaimana saya percaya, dan selama 14 tahun ini saya sangat bersyukur mimpi itu tidak pernah menjadi nyata. Saya bahkan sudah hampir lupa tentang kejadian itu sampai kemarin malam mimpi itu datang lagi.

Saat itu saya juga terbangun dan menangis, tapi saya menangis tanpa suara. Papa dan mama saya pun tidak menenangkan saya karna meraka pun masih tertidur. Saya juga tidak mengatakan apapun karna saya sadar saya sudah dewasa. Ada perbedaan besar antara anak 5 tahun yang mengalami mimpi buruk dan saya saat ini di 14 tahun setelahnya.

Saya pun tersadar sudah banyak waktu yang saya lalui untuk beranjak dewasa.
Saya pun menyadari menjadi dewasa itu tidak seindah yang ada di pikiran saya ketika masih kecil.

Saat kita beranjak dewasa, tempat kita mengadu semakin berkurang.
Saat kita beranjak dewasa, tawa dan senyum kita semakin hilang.
Saat kita beranjak dewasa, kita semakin rentan sendirian.

Ya, jadi dewasa itu ternyata tidak enak.
Saat mimpi itu menghampiri saya saya seperti di ingatkan kembali akan waktu yang saya lalui.
Hidup kita ga sepanjang itu untuk di habiskan dalam kesia siaan.

Cintai mereka yang masih bisa kamu cintai..
Berilah selama kamu masih bisa memberi..
Maafkan sebelum semua kesempatan itu hilang..
dan juga Jangan lupa untuk bahagia..